Ketersediaan Bahan Pokok Aman di Balikpapan, Warga Jangan Panik

BALIKPAPAN – Dinas Perdagangan Kota Balikpapan menekankan bahwa ketersediaan bahan pokok di Balikpapan masih aman dan lancar hingga Juni 2025. Namun demikian, Disdag terus melakukan koordinasi dengan ditributor dan pemasok , agar tidak terjadi kelangkaan atau lonjakan ahrga yang tidak wajar.

“Ketersediaan bahan pokok penting masih aman. Hanya dua hal yang saat ini ramai diperbincangkan oleh masyarakat. Yakni gas LPG dan harga cabai rawit yang mengalami sedikit lonjakan,” kata Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Balikpapan, Haemusri Umar, Kamis (17/4/2025).

Lanjut Haemusri, Balikpapan memiliki peran strategis sebagai kota distribusi utama di Kalimantan Timur. Seluruh komoditas utama seperti beras, minyak goreng, gula pasir, telur, dan kebutuhan pokok lainnya dipasok dari Pulau Jawa dan Sulawesi secara rutin. Sehingga satu faktor utama yang menjadikan suplai bahan pangan di Balikpapan relatif stabil, meskipun di beberapa daerah lain kerap mengalami fluktuasi.

“Penunjukan Balikpapan sebagai kota distribusi utama bukan tanpa alasan. Posisi geografis yang strategis serta adanya proyek-proyek besar nasional seperti Refinery Development Master Plan (RDMP) Pertamina. Pembangunan jaringan jalan tol, hingga proyek Ibu Kota Nusantara (IKN), menjadikan Balikpapan sebagai pusat logistik yang vital,” paparnya.

Haemusri mengaku, data terakhir dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan ketersediaan beras di Balikpapan cukup aman hingga Juni 2025. Bahwa sistem distribusi bahan pokok di kota ini terbagi ke dalam beberapa jalur. Baik melalui distributor resmi maupun dari produsen langsung ke pasar rakyat.

“Distribusi dari produsen langsung ke pasar rakyat biasanya datang dari daerah penghasil. Sementara distributor memiliki jalur berbeda yang dikoordinasikan secara nasional. Keduanya berperan penting menjaga ketersediaan di lapangan. Contohnya pada beras, yang saat ini stoknya mencukupi,” jelasnya.

Haemusri menambahkan, dirinya tidak menampik bahwa terdapat dinamika di lapangan, seperti kelangkaan gas LPG 3 kg dan naiknya harga cabai rawit. Namun demikian , pihaknya telah melakukan koordinasi dengan agen dan pangkalan LPG, serta pemantauan harga di pasar untuk mengantisipasi lonjakan yang berlebihan.

“Permintaan meningkat terutama setelah libur panjang dan hari raya, ini yang kadang menyebabkan suplai agak tersendat sementara. Tapi kita terus pantau, termasuk berkoordinasi dengan Pertamina dan pelaku pasar untuk menjaga agar harga dan pasokan tetap stabil,” ujarnya.

Pihaknya juga berjanji akan meningkatkan intensitas operasi pasar, sidak ke distributor, serta menjaga keterbukaan data stok dan harga melalui laporan rutin kepada pemerintah pusat.

Menurut Haemusri, langkah-langkah ini merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah daerah dalam memastikan ketahanan pangan dan kestabilan harga.

“Kami berharap masyarakat tetap tenang dan tidak melakukan pembelian secara berlebihan. Pemerintah terus menjamin bahwa kebutuhan pokok tersedia dan akan disuplai sesuai kebutuhan,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *