BALIKPAPAN, kaltimonline.com– KKKS PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) meresmikan 3 proyek Bekapai Artificial Lift. Peciko 8 A dan Peciko 8B. Adapun pencapaian 3 proyek ini merupakan sebuah tantangan yang luar biasa dan menunjukan industri hulu migas nasional ditengah tantangan berat tahun 2024.
Menurut Wakil SKK Migas,Shinta Damayanti mengaku, adapun 3 Proyek PHM yang akan kita saksikan peresmiannya hari ini, merupakan bukti nyata akan upaya industri hulu migas, baik SKK Migas, KKKS serta Usaha Penunjang untuk mengeluarkan semua daya dan upaya dalam menjaga produksi nasional. Proyek-proyek ini akan berkontribusi untuk menambah kapasitas produksi gas sebesar 36 MMSCFD, minyak dan kondesat sebesar 16,000 BOPD. Adapun puncak produksi yang diharapkan dari ketiga proyek tersebut untuk gas sebesar 11.9 MMSCFD serta minyak dan kondensat sebesar 2025 BOPD.
Dengan selesainya 3 proyek ini, maka hingga Juli 2024, terdapat total 7 proyek yang telah onstream dari target 15 proyek yang akan onstream pada tahun 2024 ini. Setelah kita bersama-sama telah mampu melewati krisis mulai dari, pandemi COVID-19, rendahnya harga minyak, hingga resesi dunia di 2023. Kini kita menghadapi tantangan baru dalam pengelolaan energi.
”Kondisi ekonomi global, saat ini tengah mengalami kenaikan permintaan energy (demand) yang cukup significant akibat pasca pulih dari krisis Covid. Upaya untuk memenuhi lonjakan demand ini, berdampak pada terjadinya inflasi / kenaikan harga barang dan jasa,” ujarnya.
Shinta menjelaskan, kondisi Geopolitik dunia, yang memanas akibat konflik Perang di Ukraina – Rusia dan di Palestina – Israel, hingga “perang dagang” antara Amerika – China menambah faktor resiko dalam melakukan investasi. Untuk itu banyak negara menggeser pendulum Trilemma energi mereka, untuk lebih condong kepada Keamanan (Security) dan Keterjangkauan (Affordability) energy.
”Untuk itu pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih atas Kerja Keras dan Kontribusi seluruh Pekerja dan stakeholders, terutama Pekerja di Lapangan yang telah bekerja keras,” tegasnya.
”Industri Hulu migas Indonesia, masih memegang peranan yang sangat penting untuk mendukung pertumbuhan perekonomian nasional. Peningkatan produksi migas masih sangat diperlukan, karena migas tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sektor energi, namun juga untuk memenuhi kebutuhan feedstock bagi pembangunan sektor industri kita, khususnya industri petrokimia.
Shinta menambahkan, industri Hulu migas, telah mencanangan Rencana Strategis (IOG 4.0), dimana rencana tersebut tidak hanya bertujuan untuk mencapai target Produksi 1 Juta BOPD dan 12 BSCFD pada tahun 2030, namun juga untuk. Mengoptimalkan Peningkatan Nilai Tambah dari Kegiatan Hulu Migas, dan memastikan keberlanjutan lingkungan untuk meningkatkan peran strategis Hulu migas tersebut, Pemerintah telah menunjukkan dukungannya untuk membuat iklim industri hulu migas yang lebih atraktif dengan berbagai kemudahan perijinan dan insentif.
”Dampak dari pelaksanaan Renstra ini, antara lain terlaihat dari peningkatan investasi yang terjadi di Industri Hulu Migas Indonesia. Untuk tahun 2024 ini, kami menargetkan nilai investasi sebesar US$16.1 miliar atau Rp. 249 Triliun, yang artinya terjadi peningkatan investasi sebesar 17% dibandingkan tahun 2023 yang lalu, yang tercatat sebesar US$13.7 miliar atau sebesar Rp. 212 Triliun, Besarnya investasi ini, antara lain akan digunakan untuk pekerjaan Proyek Strategis Nasional dengan total investasi sebesar US$ 43,57 Miliar atau sebesar Rp. 653.6 Triliun, yang terdiri dari KKKS BP : Proyek Tangguh Train – 3 dan Proyek UCC, KKKS Inpex: Proyek Abadi Masela, KKKS ENI: Proyek Indonesia Deepwater Development dan Proyek Geng North, KKKS Genting Oil: Proyek Asap Kido Merah,” ujarnya.
Shinta menambahkan, SKK Migas sangat menyambut baik upaya KKKS untuk melakukan terobosan dan peningkatan efisiensi dalam pengembangan lapangan. Dan saya harapkan PHM dapat melakukan sharing knowledge bagi KKKS lain, atas keberhasilan pelaksanaan Proyek – proyek ini. ”Kami berharap agar keberhasilan yang telah diraih dalam pelaksanaan proyek ini dapat menjadi keberhasilan yang berkelanjutan bagi pencapaian Visi Hulu Migas, serta peningkatan kerjasama dan sinergi yang makin erat antar Seluruh Insan Hulu Migas untuk menjamin tersedianya pasokan energi di Kalimantan Timur pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya,” tutupnya.